Ini adalah sepenggal
kisahku dengan sebuah komunitas, komunitas yang berbeda dengan komunitas
lainnya. Mungkin anda pernah berada di suatu komunitas atau organisasi juga,
tapi bagiku komunitas ini lain, komunitas ini berbeda dengan komunitas yang
pernah aku jalani sebelumnya. Salah jika anda beranggapan bahwa komunitas ini
komunitas khusus kepribadian atau komunitas terapi jiwa atau bahkan komunitas
rehabilitasi narkoba. Komunitas ini adalah komunitas mahasiswa pecinta seni
berargumen, ya! Komunitas Debat! Tetapi didalamnya terdapat kehidupan!
Didalamnya terdapat keluarga, bahkan seringkali aku menyelingkuhi keluargaku
sendiri dengan komunitas ini, komunitas yang sangat membuat diri ini
bertransformasi. Komunitas, atau aku bisa sebut juga “keluarga” ini dengan,
Parahyangan Law Debate Community.
Keterlibatan ku di organisasi ini berawal dari ajakan
sahabat, yang sudah ku anggap saudari ku sendiri, “Kartika Budianti Lestari”,
dia orang yang menjerumuskan aku ke dalam keluarga kedua dalam hidupku ini.
Dari situ aku mulanya bertanya organisasi apa ini? Ya, sesuai dengan namanya
ini merupakan organisasi debat. Hmm… mulanya aku bimbang, namun pada akhirnya
aku tertarik untuk ikut serta, karena pada dasarnya aku suka untuk “bicara”.
Kemudian aku bergabung dan dari titik disanalah aku menemukan keluarga baru itu.
Didalam keluarga ini, aku dapat selalu menemukan canda dan
tawa hingga perut ini terpingkal, menemukan keakraban hingga bahkan lupa akan
umur dan kedudukan hingga tidak ada batas, terkadang pula aku menemukan
kesedihan, pertengkaran, dan hampir setiap saat aku menemukan semangat, dan
kerja keras pantang menyerah dari wajah-wajah keluargaku, dari yang muda hingga
yang cukup senior. Tawa, canda, tangis, emosi, dan semangat, hal tersebut kami
kerjakan bersama, kita lelah bersama kita dimarahi bersama, kita kalah bersama,
dan kita menang bersama. Semua itu kita lakukan bersama sebagai satu keluarga
yang tak terpisahkan. PLDC!
Sekarang aku berada di titik yang mungkin akan kurang dapat
berinteraksi secara langsung dengan keluargaku ini. Namun sebenarnya aku ingin
terus selalu berinteraksi secara langsung dengan kalian, yah namun apa boleh di
kata, akupun harus menjalankan kewajiban dan bakti lainnya di dunia yang lebih
besar di sana, di dunia yang dulu sering kita bicarakan untuk suatu saat dapat
kita benahi. Akan tetapi, aku tidak akan pernah lupa akan jati diriku, jati
diri sebagai seorang Debater dan seseorang yang merupakan bagian dari
keluargaku Parahyangan Law Debate Community, tidak hanya pada saat itu, tetapi
hingga saat ini, sampai kapanpun, aku merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kalian Keluarga Parahyangan Law Debate Community.
Terima Kasih untuk segala hal luar biasa yang aku terima di
PLDC ini, baik secara Hard skill maupun Soft skill. Untuk segala kerja samanya
dengan segenap keluarga PLDC, dan mohon maaf atas segala tindakan dan
kekuranganku di keluargaku yang luar biasa ini.
Terima kasih Keluarga besar PLDC ku. Untuk Ibu Teti
Marsaulina, yang aku anggap sebagai sosok ibuku sendiri atas segala hal luar
biasa yang aku terima selama ini dan banyak berdampak pada diriku, kepada Ibu
Nalya dan Ibu Dewi Sukma yang aku anggap sebagai Kakakku sendiri karena betapa
dekatnya perhatian kepada anak-anak PLDC. Terima kasih ibu.
Terima kasih kepada Kakak-kakak seniorku di PLDC kepada Kak
Nando yang mengajariku banyak hal mengenai ketegasan dan Menjadi Pembicara
ketiga dengan baik, kepada Bang Wili yang mengajariku tentang HTN dan
ketulusan, kepada Kak Ebol tentang semangat dan kerja keras serta nilai persahabatan,
kepada Kak Arin yang telah menuntunku menjadi debater di awal aku bergabung di
keluarga ini. Kalian adalah panutanku sampai saat ini.
Terima kasih untuk sahabat-sahabat seperjuanganku, untuk
Debora, terima kasih telah mempercayaiku untuk bekerjasama dan bekerja keras
bersama dalam suka dan duka mengurusi keluarga yang luar biasa ini, banyak
sekali sosokmu yang aku harus tiru untuk menjadi seorang pemimpin, untuk
Kartika, Dena, terima kasih untuk segala kerja sama dan persahabatan sejati
kalian, terlalu banyak untuk diketik di sini, untuk Kristian, terimakasih walau
anda tidak finish di garis akhir, tapi tidak dapat di pungkiri PLDC juga
berhutang budi padamu atas banyak hal yang kau lakukan untuk PLDC, untuk Marito
yang mewarnai keceriaan di PLDC, untuk Puti yang mengajari apa itu artinya Talk
Less Do More dan ketulusan puti, Untuk Erik yang mengajari artinya kesabaran,
untuk Widi sebagai teman seperjuangan baik di PLDC maupun di luar PLDC. Untuk
Calvari yang mengajarkan mengenai ketenangan dan ketulusan padaku. Terimakasih
atas nilai-nilai kehidupan dan perjuangan yang kalian berikan kepadaku.
Terima kasih untuk adik-adikku di RnC kalian adalah penerus
keluarga kita kedepannya untuk Andreas sang scientis bos gembel yang gue benget,
Hendrik yang rajin dan founders muda yang keren, Sius si pekerja keras dan kutu
buku sang next leader. Terima kasih untuk bekerja bersama di Research and
Curriculum, kalian luar biasa sekali, untuk Tania yang ucul dan penuh semangat,
Biovan sang debater muda, Arfenila sang korean holic KAMSAMIDA, untuk Sherly si
ling-ling yang rajin dan total. Dan untuk adik-adik RnC yang tidak finish,
Untuk Vito, terimakasih udah jadi partner debater handal di BLF, untuk Jodi
yang pendiam, untuk Joseph yang ugal-ugalan tapi mau belajar, untuk Ayu
Katarina dengan karakter debat dan kerja kerasnya di Rnc dan PLDC. Terima kasih
untuk kalian.
Terima kasih untuk rekan dan adikku di PLDC, Untuk Martin
yang meneliti tentang kebijaksanaan seseorang dengan kacamata yang tidak di
tangkap orang awam, untuk Olin yang geulis dan nyunda pisan, untuk Sari
Veratiwi untuk kekocakannya, keterbukaan, kepolosan dan kerja keras bersamanya,
untuk Desy Marito sang inang-inang yang tangguh dan selalu mau belajar, Untuk
Andre yang melakukan pendekatan dengan hati dan pantang menyerah, Untuk Gaby
yang selalu belajar dan tidak pernah putus asa dan terimakasih untuk kerja
bareng sebagai councilnya anda keren. Terima kasih.
Terima kasih untuk adik-adik ku semua, untuk Asri atas
kecerewetan, ketegasan dan kerjasama tak terlupakan di BLF, begitu pula dengan
Clara sang partner debater yang keren banget, maaf kalau ga bisa mengayomi
kalian dengan baik, terimakasih untuk Linda yang lucu dan pendiam tapi
sebenarnya periang, terimakasih untuk adik-adik keren Okta, yang pekerja keras
dan pemikir, Fakhri yang tulus dan tidak pernah menyerah, Fuadi yang selalu
belajar dan ketawa yang aneh, dan Anggitha sang adik yang ceria, total dan
pekerja keras, terus belajar ya, Untuk Desra yang keren debatnya, dan untuk
Fikri, si bungsu yang edan, keren total dan cerdas, dan pintar bermusik. Terima
kasih semuanya.
Pertahankan keluarga ini, pasti ada titik jenuh dan
menjemukan, tapi setelah itu seharipun kita tanpa PLDC, kita akan sangat
merindukannya.
PLDC, jangan ragu dan katakanlah. YA! KITA PASTI BISA! PASTI
BISA!
Parahyangan Law Debate Community, keluargaku yang tak
mungkin ku lupa. Dan aku akan tetap menjadi bagian dari kalian sampai kapanpun.
Bandung, 24 Juli 2012
Alexander Rizki Putra Setiawan