Monday, March 21, 2011

Pembatasan Pasar Retail Demi Berkembanganya Pasar Tradisional

  • PROLOG
Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Keberadaan mereka banyak menimbulkan pendapat pro-kontra. Bagi sebagian konsumen pasar modern, keberadaan memang memberikan alternatif belanja yang menarik. Selain menawarkan kenyamanan dan kualitas produk, harga yang mereka pasang juga cukup bersaing bahkan lebih murah dibanding pasar tradisional. Sebaliknya, keadaan semacam ini jelas membuat risau para pedagang pasar tradisional. Banyak dari mereka mendapat imbas dari kehadiran pasar modern dengan turunnya pendapatan mereka secara signifikan.

Masalah persaingan merupakan konsekuensi logis yang timbul dengan hadirnya retail modern. Permasalahan timbul ketika pasar retail mulai memasuki wilayah keberadaan pasar tradisional. Ekspansi agresif untuk pendirian pusat perbelanjaan modern ini sudah mendapat izin dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan dimana proses pemberian izin oleh aparat setempat tidak dilakukan secara transparan dan sering berbenturan dengan berbagai kepentingan pribadi didalamnya. Beberapa faktor yang perlu dikaji dalam industri retail tersebut adalah faktor regulasi, faktor efisiensi produk dan faktor lokasi, faktor perilaku konsumen termasuk pola selera konsumsi masyarakat serta karakteristik dari produk yang dijual.


Usaha kecil dengan modal terbatas layak untuk mendapatkan perhatian dari KPPU mengingat mereka terbukti tidak rentan terhadap imbasan krisis multidimensional yang melanda Indonesia sejak 1997. Dari sudut pandang UU No 5. Tahun 1999 mengenai anti monopoli dan persaingan tidak sehat, kajian sektor retail ini dianggap penting karena aspek persaingan akan dikaji melalui berbagai sudut pandang dari pasal-pasal dalam undang-undang tersebut. Potensi pelanggaran pelaku usaha akan dikaji lebih jauh dengan menggunakan kacamata persaingan usaha.

Dengan Indonesia yang menganut sistem perekonomian kerakyatan yang bertujuan untuk kesejahteraan umum, maka pemerintah perlu bertindak bertindak dalam hal masuknya retail ini. Pemerintah harus ikut turut campur tangan dalam kegiatan ini agar tejadi keseimbangan dan persaingan yang sehat antara pasar retail dengan pasar tradisional.  
  • DEFINISI
Pengertian Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Selanjutnya Sinaga (2006) mengatakan bahwa pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas). Pasar modern antara lain mall, supermarket, departement store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya. Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang rijek/tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti (tercantum harga sebelum dan setelah dikenakan pajak). Pasar modern juga memberikan pelayanan yang baik salah satunya mengandalkan keramahan, kerapihan dan juga fasilitas seperti pendingin udara.


Perbedaan Karakteristik antara Pasar Tradisional dengan Pasar Modern, sumber CESS (1998).
No
Aspek
Pasar Tradisional
Pasar Modern
1
Histori
Evolusi panjang
Fenomena baru
2
Fisik
Kurang baik, sebagian baik
Baik dan mewah
3
Pemilikan / kelembagaan
Milik masyarakat/desa, Pemda, sedikit swasta
Umumnya perorangan/swasta
4
Modal
Modal lemah/subsidi/swadaya masyarakat/ Inpres.
Modal kuat/digerakkan oleh swasta
5
Konsumen
Golongan menengah ke bawah
Umumnya golongan menengah ke atas
6
Metode pembayaran
Ciri dilayani, tawar menawar
Ada ciri swalayan, pasti
7
Status tanah
Tanah Negara, sedikit sekali swasta
Tanah swasta/perorangan
8
Pembiayaan
Kadang-kadang ada subsidi
Tidak ada subsidi
9
Pembangunan
Umumnya pembanguna dilakukan oleh Pemda/ desa/ masyarakat
Pembangunan fisik umumnya oleh swasta
10
Pedagang yang masuk
Beragam, masal, dari sektor informal sampaipedagang menengah dan besar
Pemilik modal juga pedagangnya (tunggal) atau beberapa pedagang formal skala menengah dan besar.
11
Partisipasi
Bersifat masal (pedagang kecil, menengah dan bahkan besar
Terbatas, umumnya pedagang tunggal, dan menengah ke atas
12
Jaringan
Pasar regional, pasar kota, pasar kawasan
Sistem rantai korporasi nasional atau bahkan terkait dengan modal luar negeri (manajemen tersentralisasi.

Dari sisi kelembagaan, perbedaan karakteristik pengelolaan pasar modern dan pasar tradisional nampak dari lembaga pengelolanya. Pada pasar tradisional, kelembagaan pengelola umumnya ditangani oleh Dinas Pasar yang merupakan
bagian dari sistem birokrasi. Sementara pasar modern, umumnya dikelola oleh profesional dengan pendekatan bisnis. Selain itu, sistem pengelolaan pasar tradisional umumnya terdesentralisasi dimana setiap pedagang mengatur sistem bisnisnya masing-masing. Sedangkan pada pasar modern, system pengelolaan lebih terpusat yang memungkinkan pengelola induk dapat mengatur standar pengelolaan bisnisnya

  • FAKTA EMPIRIS


1
Omzet penjualan (X1)
4.5109
>
1.1746
Sig
2
Harga jual barang (X2)
3.4682
>
3.0675
Non Sig
3
Jumlah tenaga kerja (X3)
3.0168
>
2.9807
Non Sig

Sumber : Diolah dari output SPSS hasil pengolahan data penelitian, 2005

Ada sebanyak 29 pasar tradisional yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bantul, dikelompokkan menjadi 11 kelompok. Adapun dari 11 kelompok tersebut mencakup
dari beberapa hari – hari pasaran, yaitu :
1. a. Pasar Niten Buka harian
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 7 orang staf
2. a. Pasar Bantul Buka harian dan hari besar Kliwon
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 10 orang staf
3. a. Pasar Jejeran Buka Wage, Legi dan Paing
b. Pasar Pleret Buka Kliwon dan Pon
c. Pasar Ngipik Buka harian           
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 7 orang staf
4. a. Pasar Pundong Buka Legi dan Wage
b. Pasar Barongan Buka Harian
c. Pasar Bendosari Buka Kliwon dan Paing
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 7 orang staf
5. a. Pasar Imogiri Buka Harian,besar Senin dan Jum’at
b. Pasar Hewan Imogiri Buka Legi
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 9 orang staf
6. a. Pasar Dlingo Buka Kliwon dan Paing
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 1 orang staf
7. a. Pasar Turi Buka Paing
b. Pasar Angkruksari Buka Pon, Wage, Kliwon dan Legi
c. Pasar Sangkeh Buka Legi dan Wage
d Pasar Celep Buka Harian, besar Kliwon dan Pon
e Pasar Grogol Buka Harian
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 6 orang staf
8. a. Pasar Mangiran Buka Paing, Wage
b. Pasar Gumulan Buka Legi
c. Pasar Sorobayan Buka Kliwon, Pon
d. Pasar Koripan Buka Paing, Wage
e. Pasar Jragan Buka Kliwon dan Pon
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 6 orang staf
9. a. Pasar Semampir Buka Pon
b. Pasar Sungapan Buka Kliwon, Pon
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 1 orang staf
10. a. Pasar Jodog Buka Pon
b. Pasar Gatak Buka Harian, besar Legi
c. Pasar Gesikan Buka Harian
c. Pasar Hewan Pandak Buka Pon. Legi
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 7 orang staf
11. a. Pasar Piyungan Buka Harian, besar Paing
b. Pasar Panasan Buka Harian, besar Wage
Dipimpin oleh seorang Lurah Pasar dan dibantu oleh 6 orang staf


5 Alexander Rizki's Blog: Pembatasan Pasar Retail Demi Berkembanganya Pasar Tradisional PROLOG Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok dae...

1 comment:

< >